Tuesday, March 31, 2009

I'm turning 17!

31 March 2009, the day I turned 17!!!
Thanks guysss for the awesome & disgusting surprise! Lo semua berhasil menceburkan gw di kolam ikan biadab itu dan mengotori baju gw dengan tepung & telor. TOP NOTCH deh gw kasih rating 10/10 hahaha apa coba. Thanks buat semua doa2 nya, trus temen2 yang udah ngasih ucapan di Wall Facebook dan juga lewat sms, thank you so much!!!!! Its so hard to reply all of your messages, made me kinda tired of saying Thankyous but hell yeah I meant all of that!! Well then, its my 17th birthday, In Indonesia, I'm considered to be officially legal. Watch out!!!! Hahahaha


PS: For the mysterious person who gave me one of the best gifts I've ever had from a friend, THANK YOU SO MUCH!!!!John Mayer (Where The Ligth Is: Live in Los Angeles)
This is not a rare & special gift actually. Tapi gw udah ngincer untuk beli cd ini lama bgt, tapi selalu ga sempet untuk nabung gara2 banyak urusan sekolah. Sekali lagi Makasih!!!!

Monday, March 30, 2009

"You don't like it? Push back"

Hmmm bingung nih mau mulai darimana. Film ini dapat dikatakan bukan sebuah film yang bagus. Jalan cerita nya seakan rip-off dari X-Men/Heroes dan Jumper digabung jadi satu. Bahkan penyampaian cerita di berbagai tempat sangat membingungkan penonton. But I have to admit: I enjoyed watching it.

Bertolak belakang? Ya mungkin. Push (2009) menceritakan tentang Nick Grant (Chris Evans), seseorang yang memiliki 'kemampuan lebih', yaitu ia dapat menggerakan benda sesuai pikirannya dia (dan hentakan tangan). Dari awal udah diceritakan dan dinarasikan oleh tokoh Cassie Holmes (Dakota Fanning) sejarah manusia-manusia super tersebut. Sebuah pembukaan yang cukup melelahkan dikarenakan penjelasan yang bertubi-tubi.

Diketahui, di dunia ini ada beberapa macam manusia super (mansup aja deh biar singkat) tersebut. Cassie adalah seorang Watcher, ia melihat masa depan. Sedangkan Nick adalah Mover. Para mansup tsb ga bisa hidup tenang karena adanya pengawasan dari sebuah organisasi pemerintahan, Division.

Diceritakan, tokoh Kira Hudson (Camilla Belle), seorang Pusher (pengendali pikiran), salah satu 'pasien uji coba' Division kabur dengan membawa sebuah benda penting, dan ditakdirkan untuk menemui Nick & Cassie. Jadi Nick & Cassie yang awalnya gak saling kenal, harus bahu membahu untuk menyelamatkan Kira yang telah diprediksikan untuk mengalahkan Division.

Sorry if I made such a confusing explanation of the story, its just because thats the way it is. Seperti yang gw bilang diatas, banyak dari bagian film yang membingungkan. Bahkan banyak banget yang tidak dijelaskan & plot holes.

Mengapa film ini bersetting di Hongkong? Apakah ada alasan tersendiri? Dimana Cassie tinggal selama ini? Ada adegan Cassie masuk ke tempat strip club & mabuk, kenapa dia diizinkan masuk? Kenapa dia boleh beli bir? Padahal umurnya & fisiknya baru berumur 13 tahun. Well she was looking like a whore by the way. Ada juga adegan Kira mengendalikan pikiran 2 orang pasangan yg ga bisa bahasa Inggris, gimana caranya? Banyak perkelahian di pasar, well, wheres the police officers? Or guards? Spoiler: bagaimana Nick mengantisipasi rencana nya gagal? Division has lots of best Watchers in the whole world.

Chris Evans, Camilla Belle, Dakota Fanning sampe Djimon Hounsou berakting sangat plain disini. Gak bagus, gak jelek juga. Yang mungkin menarik perhatian adalah 2 orang Bleeders (dapat mengeluarkan suara dahsyat dan bisa menghancurkan apapun) yang sangat amat lucu (sekali lagi, SANGAT AMAT LUCU) ekspresinya pas teriak. Tapi yah, 1st time it was hell of a scene, 2nd time still laughing, 3rd time okay, but after that made it kinda boring though. For the effect? Yah biasa lah, nothing new. Tapi pas para Bleeders melakukan aksi mereka dan ikan2 pada kebelah-belah itu rada2 kampungan, keliatan palsu.

Jadi kenapa gw menikmatinya? Gw memiliki low expectation dari film ini. Bad reviews, lack of promotions & rip-off story. Sangat low. Jadi hasil nya yang jauh diatas harapan gw (walaupun dibawah standar) membuat film ini semakin gw bisa nikmatin. Selain itu juga gw nntn abis ujian blok jadi ya lagi stress2 nya dan gw go with the flow aja, asik ngikutin dan dont give a damn about the unexplained & the plot holes.

In conclusion: not a good movie, but not really bad either. Kalau lo sangat suka dengan kedetilan cerita, and yes, this movie DOES suck. Nothing really new here, same formula with that kinda movies. Minjem DVD nya aja deh kalo ga mau rugi haahhaa

Rating: 5/10

30 maret 09?

SELAMAT HARI PERFILMAN NASIONAL!!
30 Maret 2009

Semoga taun ini & taun2 kedepannya:
  1. Filmmaker2 Indonesia serta kru2 yang bekerja di industri perfilman Indonesia jadi tambah kreatif dan produktif.
  2. Penonton Indonesia lebih pintar & selektif memilih film Indonesia supaya film2 bagus lebih di appreciate dan film2 kacangan menghilang, or at least, berkurang.
Semoga taun 2009 ini dipenuhi film2 Indonesia yang lebih baik dari taun2 sebelumnya! HIDUP PERFILMAN INDONESIA! KITA BISA!!!!!!

oiya, apakah ini unsur kebetulan? karena besok, tanggal 31 Maret 2009 saya berulang tahun yang ke 17. coba hari perfilman tgl 31 nya, kalau gitu, dari sejak lahir memang ditakdirkan untuk mencintai perfilman wkakakak

Saturday, March 28, 2009

Times for more popcorn-y movies

Sebentar lagi (kira2 satu bulan lebih dikit) kita akan kedatangan annual blockbuster movies experience, Summer. Banyak banget film2 berpotensi yang akan ditampilkan taun ini. But as for myself, ada 2 film yang muncul di daftar teratas my must-watch-summer-movies. Yaitu:

1. Harry Potter and the Half-Blood Prince
Disutradarai oleh David Yates, yang juga menyutradarai HP: Order of the Phoenix (OOTP), installment ke 6 dalam saga Harry Potter ini akan lebih menekankan kepada Harry Potter yang akan mempelajari lebih jauh tentang masa lalu kelam Tom Riddle, yang kemudian hari lebih dikenal dengan nama Lord Voldemort.

Kenapa HBP ada di puncak teratas? Karena gw salah satu dari avid fan dari seri ini, but don't think I'm that shallow. Harry Potter bisa dibilang Lord of the Rings for younger audiences. HP sendiri udah menjadi fenomena di dunia, dan menurut gw bakal susah ditemui tandingannya. Alasan lain adalah karena ditunda nya film ini dari bulan November 08 menjadi Juli 09. Kenapa? Financially speaking, I guess. This movie better be awesome! As for the trailer? Promisingly great! Check it here.

2. Star Trek
Why? I admit it. I don't know nothing about this series. For all I know, it has a lot of fans and I kinda like sci-fi adventure. Star Trek dalam sejarahnya udah menelurkan 10 film dengan review yang bervariasi. Di film yang ke 11 nya ini menceritakan, (setelah saya kutip di imdb.com) a chronicle of the early days of James T. Kirk and his fellow USS Enterprise crew members.

Jadi gw bukan seorang Trekkie dan ga tau apa2 tentang Star Trek. Kenapa gw pilih film ini? One name: J.J. Abrams. Abrams adalah sutradara film ini. Merasa ga kenal? Sepertinya ga mungkin. Karena Abrams termasuk dari orang yang paling dibicarakan di dunia perfilman dan televisi, bahkan pernah dipilih menjadi salah satu orang terpintar dalam industri tersebut oleh majalah yang juga gw lupa apa. Sekali lagi, kenapa? Abrams adalah sosok dibalik serial tv seperti Alias serta yang paling fenomenal, Lost. Dia juga menjadi satu2nya sutradara film dengan mega-budget di film pertama nya, Mission Impossible III. Dan dari trailernya sendiri: lagi2 Promosingly great! Check it here. Film ini juga sempat ditunda jadwalnya. Semula Star Trek akan dirilis akhir 2008.

-------------------------------

Sebenernya masih banyak summer-movies yang berpotensi untuk ditonton. Berikut daftar dari yang paling gw tunggu-tunggu:
3. Transformers: Revenge of the Fallen (okay, Megan Fox maybe one of the reasons)
4. Angels & Demons (yes yes that prequel of DaVinci Code)
5. Up (Disney & Pixar new collaboration, not really excited bout it tho)
6. X-Men Origins: Wolverine (Wolverine's cool, but again, not really excited)
7. Night at the Museum: Battle of Smithsonians (the 1st one kinda funny)
8. The Year One (Jack Black kinda dull lately. Hope he wont in this movie)
9. Terminator Salvation (is it enough of that robot?? but maybe this is gonna be good)

Thursday, March 26, 2009

"I prefer being read to"

Another day, another movie about Holocaust. Kalau Schindler's List menekankan pada kekejaman2 Nazi, film ini, (menurut gw) menekankan lebih kepada romance nya. Fase awal dari film The Reader (2008) ini menceritakan tentang hubungan intim yang dialami oleh seorang remaja berumur 15 taun dengan wanita yang sebenernya lebih cocok jadi ibu nya.

Diceritakan bagaimana Michael Berg muda (David Kross) bertemu dengan Hanna Schmitz (Kate Winslet), seorang petugas trem, yang menolongnya saat ia sakit. Sebagai rasa terima kasih, beberapa bulan setelahnya, Michael menemuinya lagi dan tanpa diduga, mereka saling tertarik dan memulai affair rahasia mereka.

Michael bagai menemukan rutinintas baru. Sepulang sekolah ia langsung meluncur menemui Hanna and they started to make love (<--- wht? I can believe I use that word hahaha). Yang mungkin sedikit aneh, sebelum mereka bisa berhubungan, Hanna memberikan syarat pada Michael, yaitu Michael harus membacakan dulu sebuah cerita dari buku2 yang Michael bawa. Michael seakan tidak bisa berpaling hati kepada wanita lain. Bahkan Sophie, temen wanita nya yang clearly punya full interest ke Michael, dicuekkin gitu aja. Maka betapa hancurnya Michael saat tau Hanna tiba2 pergi tanpa pamit kepadanya.

Beberapa tahun kemudian, Michael udah jadi law student. Profesor di tempat kuliahnya mempunyai sebuah special project dan membawa Michael dan beberapa rekannya untuk menyaksikan dan mempelajari sebuah sidang. Tanpa diduga-duga, Michael bertemu lagi sama Hanna, tetapi ternyata Hanna lah salah satu defendant yang lagi disidang. Lebih ga diduga lagi, Hanna ternyata adalah salah satu dari penjaga concentration camp di zaman Nazi dulu, dan ia juga bertanggung jawab dalam pembunuhan 300 orang di sebuah gereja yang di bom.

Oke, lets just be honest. There's a lot of nudity in this movie. Bagian2 awal mungkin banyak banget sex scenes nya. Was that the reason I kept watching? Firstly, yes. But then, No. This movie, was more than that. Hubungan antara Michael dan Hanna bisa dibilang cukup menarik (bukan karena sex scenes nya), mungkin karena hubungan ini cukup unik, and romantic in some way.

Bagian setelah itu lah yang menjadi alesan gw tetep lanjut nonton. Gw dibikin penasaran sama apa yang sebenernya terjadi sama Hanna? Dan setelah trial nya yang pertama, dan disebutin bahwa Hanna menjadi guard di kamp konsentrasi akhirnya menambah rasa kepenasaran gw. Disini emosi Michael dibikin campur aduk. Hanna, his first sex and yes, his first love lagi di sidang dan memang bersalah. Bagaimana bisa, Hanna yang dikenalnya menjadi penjaga di kamp konsentrasi? Dan dalam sidang ini pun, satu rahasia besar Hanna, mengapa ia suka dibacakan buku, mengapa dia meninggalkan pekerjaannya dan lebih memilih menjadi penjaga kamp, akhirnya diketahui Michael.

Sebagai Oscar-worthy movie, film ini sebenernya udah qualified menurut gw, but I still feel the anger about snubbing The Dark Knight in Best Picture noms (trust me, I'm not another freak fanboys). Tapi setelah nntn The Reader, rasa itu sedikit menghilang, because this movie is surprisingly quite beautiful (walaupun masih lebih baik The Dark Knight hahahaha).

Jalinan cerita nya mungkin yang menjadi salah satu faktor film ini mendapat 5 nominasi Oscar. I dont know why, tapi alur penceritaannya halus dan menempatkan karakter2nya dengan baik. Diceritakan dengan flashback, film ini mungkin agak sedikit membingungkan dengan kita dibuat meloncat-loncat waktu, but that's fine by me. Adegan2 ngeboseninnya pun cuman sedikit, bahkan gak jarang banget gw dibikin tegang dan harus me replay ulang adegannya.

Kate Winslet mendapatkan Oscar pertamanya di film ini, setelah berkali-kali gagal. And that was one hell of a choice, Oscar! Kate Winslet sangat berperan total di film arahan Stephen Daldry ini. Selain dengan mempertontonkon tubuhnya, aktingnya bener2 bikin simpati dan keren banget. She was gifted! Gw gak bisa komentar terlalu banyak kalo dalam hal akting sih, hal2 kayak gitu harus dirasain sendiri.

David Kross juga menjadi scene stealer di film ini (spoiler: adegan dimana ia menangis saat tau Hanna di convict buat masuk penjara seumur hidupnya bener2 menggugah hahaha apa pula). Ralph Fiennes, on the other hand, yang menjadi Michael Berg tua, kurang bisa mengimbanginya. I prefer his acting on Schindler's List ataupun Red Dragon.

In conclusion: for a movie, The Reader would be a good option for a drama romance movie (and if you're okay with all the nudes and sex scenes). Selain itu juga sedikit menegangkan. Kalau mau ngeliat akting Kate Winslet yang bagus, film ini muncul di tingkat2 atas daftar film yang harus ditonton. Nice acting, Mrs. Mendes. Your Oscar was well-deserved. Congratulations.

Rating: 7.5/10

Tuesday, March 24, 2009

"This list... is an absolute good. The list is life."

Sebelumnya, gw mau bilang dulu 'perjuangan' gw nntn film ini. Gw nntn siang2 tapi ketiduran. Karena besoknya gw lagi ada ujian blok, gw akhirnya terpaksa lanjutin nntn malem2, jam 12an. Itu pun terpaksa, soalnya ga ngantuk dan bosen belajar hahaha But this movie (amazingly) kept me wide awake for almost 2 hours, fyi the running time is 180 minutes, or so. Why? Because this movie was freakin' thrilling.

Abis nntn Mississippi Burning, entah kenapa gw tiba2 jadi pengen nntn film ini. Gw punya DVD nya udah lama cuman baru bisa di tonton sekarang. Dan bener anggapan orang2 bahwa Schindler's List (1993) adalah salah satu film terbaik sepanjang masa.

Diangkat dari kisah nyata, Oskar Schindler (Liam Neeson) adalah seorang bussinessman sukses dan juga anggota Nazi yang memiliki pabrik barang2 metalik serta war-goodies pada awal masa Perang Dunia ke 2. Oskar kemudian memilih mempekerjakan orang2 Jewish untuk bekerja di pabrik nya, karena 'harga'nya lebih murah. Dari tujuan nya mencari uang, Oskar kemudian merubah tujuannya mempekerjakan orang2 Jewish untuk menyelamatkan mereka dari labor camp agar mereka tidak dikirim ke concentration camp (atau dibunuh) setelah menyaksikan betapa kejam dan brutal nya para tentara Nazi.

Bisa dibilang aksi yang dilakukan oleh Oskar sangat amat membahayakan diri nya. Bersama seorang 'asisten pribadi'nya, yang juga seorang Yahudi, Itzhak Stern (Ben Kingsley), mereka 'kucing-kucingan' membawa para orang2 Yahudi ke pabrik nya dari pimpinan labor camp disana, Amon Goeth (Ralph Fiennes). Selain Goeth pun, Oskar juga harus membayar cukup banyak biaya agar orang2 Yahudi tsb tetap kerja di pabrik nya. Sampe2 dia harus membayar begitu banyak uang untuk membawa pekerja2 nya ke negara asalnya, Ceko, trus ngebuat list semua keluarga yang ikut dengannya, jumlah semuanya kira2 1100 orang.

There are lots of scenes in this movie that so terrifying and so heartbreaking. People are shot in the head with no reason at all, people being condemned harshly, people being stripped down, mocked, and killed. And they're all Jews. Graphic violence di film ini, walaupun di film ini udah sangat hard-to-watch, kenyataannya banyak yang lebih parah lagi. Untungnya, yang di concentration camp ga diliatin.

Film ini meraih 7 Oscar, termasuk Best Picture serta Best Director untuk most famous director in the world, Stephen Spielberg di Academy Awards 1994. Pilihan yang ga salah. Film yang hampir keseluruhan film menggunakan tone hitam putih ini, memang bener2 film yang bisa dibilang memorable dan real (walaupun dialog nya berbahasa Inggris, jadi mengurangi ke-ontetikan cerita, tapi Spielberg kinda has his own reason, though). Gw suka sama cinematography nya, shot2 yang diambil keren2 banget. Apalagi pas muka Oskar dilihat sepenuhnya untuk pertama kali trus dia sambil ngerokok. It has magic trick, I must say.

Beberapa adegan yang tetep nyantol di otak gw contohnya pas orang2 Yahudi yang bersembunyi di tempat2 sebisanya, pas ghetto mereka di gerebek, langsung di tembakin satu2. Terus pas di labor camp abis pemeriksaan kesehatan (yep, they're forced to stripped down, head to toe and running around the labor camp), ternyata anak2nya dibawa kabur naik truk. Abis itu adegan dimana kereta yang mengangkut wanita2 & anak2 pas mau pergi ke Ceko, hometown nya Oskar, 'accidentally' nyasar ke concentration camp terburuk, Auschwitz. Sebenernya banyak banget adegan2 yang bikin merinding, tapi ga bisa gw sebutin satu2, kebanyakan.

Film ini menyadarkan gw atas rasa kemanusiaan yang mendalam. Sama seperti post gw di Mississsippi Burning, dengan dibuatnya film2 kayak gini, kita jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi. Gw pun jadi sedikit simpati sama orang2 Yahudi di jaman itu. Tapi, di jaman itu lho. Jaman sekarang? Tolong dong sodara2 gw di Palestina jangan di apa2in lagi. Damai kan lebih baik, ya kan?

In conclusion: A cinematic experience. A very touching and moving film and beautifully made. Memorable and deep. Deserved it's spot in lots of everyone's best & favorite movie. And yes, it is one of the best movies ever made. Gives me the chill and makes us witness the true horror of one of the worst past events. Semoga 'Nazi'2 jaman sekarang pun tobat ya, sebelum terlambat.

Rating: 9/10

Sunday, March 22, 2009

"..rattlesnakes don't commit suicide"

This is another movie about racism, Klu Klux Klan to be specific. Mississippi Burning (1988) adalah film yang menceritakan tentang investigasi dua orang agen FBI atas hilangnya 3 aktivis Civil Rights di Mississippi tahun 1964 yang ternyata didalangi oleh 'orang dalam' kepolisian dan tergabung dalam Klu Klux Klan atau KKK (click the link if you'd like to know more about this shameful clan). Uniknya, 2 agen ini memiliki style yang sangat bertolak belakang. Agent Alan Ward (Wilem Dafoe) dengan pembawaan yang halus serta sangat mengikuti aturan, dan Agent Rupert Anderson (Gene Hackman) dengan cara yang sedikit kasar.

Investigasi mereka yang sebenernya cuman mau menemukan kembali 3 orang hilang tersebut, ternyata membawa cukup banyak masalah disana, dimana kedatangan mereka secara semena-mena dianggap menjadi provokator warga Mississippi (yg diduga anggota KKK) membakar gereja serta rumah2 warga Afro-American disana. Tetapi kedua agen tersebut tetap ga mau tinggal diam untuk ngadepin masalah rasis di Mississippi.

For a film, this movie is emotionally gripping. Sebenernya udah banyak yang menampilkan adegan2 kekejaman waktu masa2 racism berjaya. Tapi film ini cukup dapat membuat kita2 yg nonton simpati juga. Ada beberapa adegan yang cukup mengharukan, contohnya ada adegan dimana para warga kulit hitam yang baru keluar dari gereja pas malem2 (mungkin pas pagi2 ga boleh kali) mereka udah ditunggu sekelompok orang bertopeng yang mau mukulin mereka. Sedih banget ngeliatnya. Mereka ga ngelawan, mereka kenapa2, kalo ngelawan, urusannya bakal lebih panjang lagi. Mereka hanya kaum minoritas disitu. Selain adegan itu banyak juga adegan2 yg bikin miris. Banyak banget orang2 close-minded di taun2 segitu.

Opening film ini juga bagus banget. Simple tapi ngena dan udah ngejelasin film ini film apa. Opening nya digambarkan dengan 2 water fountain, satu buat White People, yang satu buat Colored ckckckck parah ye sampe segitunya. Di restoran pun antara White dan Colored dipisahin mejanya.

Barisan cast di film ini juga cukup bermain dengan baik. Gene Hackman, Willem Dafoe serta Frances McDormand (she is now one of my favorite Actresses). Tapi gw tiba2 dikejutkan sama Tobin Bell, sang Jigsaw di seri film Saw, berperan kecil disini. Sebernya sih biasa aja, tapi bagi gw lucu aja hahahaha <--- bego.

Oiya, salah satu quote yang gw suka di film ini:
Sherriff Ray Stucket: Do you like baseball, do you, Anderson?
Agent Rupert Anderson: Yeah, I do. You know, it's the only time when a black man can wave a stick at a white man and not start a riot.


In conclusion: Film yang bagus buat mengevaluasi diri dari sikap orang2 jaman dahulu. Stop racism for a better future (hahahaha udah kayak promosi aja). There are some thrilling sequences, some heartbreaking ones. Seperti yang gw bilang, nice option to evaluate ourselves. Jangan pernah melupakan sejarah, tapi jangan pernah mengulang kesalahan yang sama pula. Right?

Rating: 7/10

Thursday, March 19, 2009

"Morning, Miss Daisy!"

Driving Miss Daisy (1989) is a very sweet movie (yes, I said 'sweet', its not a big deal) about unlikely and unique relationship between two old people. Bercerita mengenai Daisy Werthan (Jessica Tandy), seorang Jewish tua yang tinggal seorang diri dan mulai tidak bisa mengendalikan cara menyetirnya. Karena khawatir, anak semata wayangnya, Boolie (Dan Aykroyd) menyewa Hoke Colburn (Morgan Freeman), seorang kulit hitam untuk mengantar Daisy kemana-mana.

Pada awalnya, Daisy gak suka sama kehadiran Hoke (serta orang asing lain) di rumahnya. Tetapi dengan keteguhan hati Hoke, akhirnya Daisy pun lama kelamaan luluh hati nya dan mulai bisa bersosialisasi dengan Hoke. Seiring berjalannya waktu, tahun ketahun, musim ke musim, Daisy & Hoke mulai menjalin tali persahabatan yang makin lama semakin erat. But no, they're not in love...

Pemenang Best Picture dan 3 piala Oscar lainnya di Academy Awards 1990 ini adalah film yang ringan, tetapi jika ditelusuri lagi ada beberapa pesan mendalam di film ini. Inti film ini adalah tentang persahabatan kedua orang tua tersebut, bahwa when it comes to friendship, everyone is possible, tapi di dalamnya terkandung nilai2 tentang ras serta nilai2 tentang prasangka.

Di dalam naskah nya pun terdapat jokes2 ringan yang setidaknya akan membuat kita tersenyum. Seperti bagaimana tingkah kekeras kepalaan Daisy serta hal2 kecil yang membuatnya beradu mulut dengan Hoke. Beberapa adegan2nya pun terkadang membuat haru (especially things Daisy said to Hoke towards the end).

Jessica Tandy yang memenangkan Oscar untuk film ini bermain bagus disini. Sebagai seorang nenek yang cerewet, sok tahu, selalu curiga, keras kepala tetapi dibalik itu tersembunyi perasaan tulus, penyayang, peduli dan tegar (gambaran seorang nenek2 yang sempurna). Akting nya disini cukup meyakinkan dan berpotensi membuat simpati penonton. Akting bagaimana ms. Daisy menua pun dilakukan dengan sangat baik.

Morgan Freeman juga bermain sangat apik disini (hahaha bahasa nya apaan bgt). Dengan aksen yang bagus serta gerak-gerik yang khas. Akting nya sebagai Hoke yang sabar atas segala tingkah Daisy sudah cukup baik. Tegas tapi gak galak. Dan Aykroyd yang menjadi anak Daisy juga dapat memerankan tokohnya yang sangat peduli (--dan sabar) terhadap ibu nya.


In conclusion: Film ini ringan serta menghibur. Memang bukan film yang terlalu memorable tapi bisa menjadi alternatif kalau bosen sama film2 action dan thriller yang kadang2 bikin capek.

Rating: 7/10

Wednesday, March 18, 2009

"Remember, remember, the 5th of November..."

Again, I missed a very potential film because my thoughts were unclear.

V For Vendetta adalah sebuah film action/thriller yang bercerita mengenai alternate future London yang dikuasai oleh seorang diktator (--kind of). Melihat keadaan kota London yang makin tenggelam karena korupsi dan tindakan se mena2 para pemerintah, munculah seorang bertopeng misterius yang menamakan dirinya 'V' (Hugo Weaving) dan melakukan serangkaian aksi2 terorisme demi mengembalikan citra London dan berencana mengklimakskan tindakannya pada tanggal 5 November (watch it, and you'll know the reason why). Dalam usaha nya, dia bertemu dengan seorang wanita, Evey (Natalie Portman) yang belakangan diketahui memiliki concern yang sama dengan V dan akhirnya menjadi 'rekan' V.

I must say, V For Vendetta have made it to my list of the Best Films I've Seen In Years <-- kayak ada aja hahaha Tapi serius, V For Vendetta adalah film yang sangat menarik untuk ditonton. Walaupun first impression film ini menurut gw adalah film yang membosankan.

Diangkat dari komik karya Alan Moore, V For Vendetta memiliki kisah yang imajinatif, kreatif serta mengesankan. Pengandaian alternate London sungguh sangat baik. Gak jarang gw dibikin amazed dengan beberapa adegan di film ini. Misalnya adalah adegan pemboman suatu gedung oleh V, diputarbalikkan fakta nya kepada publik sebagai penghancuran gedung yang tua yang sudah direncanakan pemerintah. Dan masih banyak lagi usaha2 penutupan fakta oleh pemerintah London atas aksi2 V yang kadang (menurut gw cukup) menggelitik.

Unsur action dalam film ini? BEAUTIFULLY ARRANGED. Entah kenapa tapi gw sangat terkesan sama adegan2 action nya yang tidak berlebihan, serta di beberapa elemen, sangat elegan dan pintar. Adegan favorit gw adalah saat pemboman gedung (yang saya sebut diatas) yang sangat spektakuler dengan kocaknya V mengiringi nya dengan lagu Beethoven (sebenernya saya lupa musik apa haha). Tak lupa juga dengan salah satu adegan ending film ini yang membuat gw merinding.

Totalitas pemerannya dapat dilihat dengan kerelaan aktris Natalie Portman untuk menggunduli rambut nya. Di film yang disutradari oleh orang2 dibalik The Matrix, Wachowski Brothers ini, Portman juga bermain sangat baik di film ini. Bingung juga untuk mengomentari akting Hugo Weaving, dikarenakan memang wajahnya selalu ditutup topeng dan sulit melihat ekspresi nya.


In conclusion: This is a very awesome movie if you like action with a little drama on the side. Jalan cerita mungkin akan sedikit membingungkan di beberapa part, but just keep on watching and you'll figure it out along the way

Rating: 8.5/10

Saturday, March 14, 2009

"Why do we fall, Bruce? So we can learn to pick ourselves up"

Just looking my blog header, you'll know that I love The Dark Knight. Especially Joker. The movie is one of the best movies ever, it brought a new level for superhero movies. But in that point, I was a bit wrong. Batman Begins already did that.

Agak telat kayaknya ya kalo di review. AND I REALLY REGRET THAT!! Kenapa sih jalan pikiran gw ga sejernih sekarang waktu itu. Taun 2005, pertama kali gw nntn Batman Begins, gw bener2 bingung sama film nya. Jelas lah, gw mengharapkan sebuah film popcorn seseru film2 blockbuster2 lainnya. Tapi sayangnya film ini bikin pusing.

Lagi2 gw salah. Setelah akhirnya udah nntn lagi, gw sadar kalo film ini: THE BEST SUPERHERO MOVIE OF ALL TIME (sebelum era The Dark Knight tentunya, now this movie like close second-best haha). Screw Spiderman. Screw X-Men. Screw every shitty superhero movies out there. Not every movies shitty though, tapi kalo dibandingkan dengan Batman Begins, they're nothing.

Sebenernya inti cerita film ini simple: Kenapa dan bagaimana ceritanya Bruce Wayne, seorang milyuner di kota korup Gotham, memutuskan untuk menjadi, Batman, the dark knight. Mulai dari kematian orang tua nya (yang ia saksikan sendiri --and partly, it was his fault); berkeliling dunia untuk menaklukan ketidakadilan; bertemu dengan Henry Ducard dan Ra's Al Ghul untuk melatih fisik dan strategi berkelahi; kembali lagi ke Gotham untuk merancang a new superhero; bertemu Lucius Fox yang mengenalkannya kepada seluruh gadget canggih; membangun Batcave; bekerja sama dengan satu2nya polisi jujur, Gordon; menelusuri kembali ketakutannya pada kelelawar yang membuatnya memutuskan bahwa it's time his enemies shared his dread; Then, Batman truly begins. Sampai bagaimana cara nya dia melawan musuh2nya, Scarecrow, Carmine Falconi dan Ra's Al Ghul.


Apa yang membuat film ini bagus? Gw juga bingung kalo mau jawab. Everything turned out really perfect. Naskah, akting, cinematography, effects, penyutradaraan oleh Christopher Nolan. Everything. Yang paling menonjol menurut gw adalah naskah. Why? Naskah nya dipenuhi oleh well-thought phrases. Banyak dari kata2 di film ini berpotensi menjadi alltime favorite quotations oleh orang2 (termasuk judul postingan gw). Dan juga banyak kata2 dari film ini yang membuat gw merinding, nyesek, menohok dan langung masuk ke otak gw. Dan juga di naskah nya terselingi lelucon2 kecil yang sangat menghibur.

Untuk bagian akting & karakter, semua berjalan sungguh sangat baik. Christian Bale (Bruce Wayne), Liam Neeson (Henry Ducard), Ken Watanabe (Ra's Al Ghul), Morgan Freeman (Lucius Fox), Katie Holmes (Rachel Dawes), Michael Caine (Alfred Pennyworth), Gary Oldman (Jim Gordon) bermain sangat baik di film ini. Awalnya sih rada ga suka sama aktingnya Katie Holmes yang jadi love interest nya Bruce Wayne, Rachel Dawes, tapi ternyata dia lebih baik daripada Maggie Gylenhall yang memerankan Rachel di The Dark Knight.


Tapi karakter paling favorit gw adalah Alfred (Michael Caine). Sebagai seorang butler, ia sangat tegas serta setia kepada keluarga Wayne. Hampir semua dialog nya sarkastik dan lucu, tetapi ga membuat karakternya terkesan cheesy, tapi menjadikannya lebih berwibawa. Dia selalu ada untuk membantu Bruce Wayne / Batman. Dia akhirnya menjadi sosok ayah/ibu/kakak/adik atau orang yang bisa dipercaya oleh Bruce.

In conclusion: FILM INI SANGAT HIGHLY RECOMMENDED. Every part of this movie is superb and nicely put. Highest praise gw tunjukan buat sang sutradara Christopher Nolan serta penulis naskah Nolan sendiri dan David S Goyer yang bener2 telah membawa arti baru bagi film2 superhero serta membangkitkan kembali karakter Batman yang sebelumnya telah tenggelam. FOUR FREAKIN THUMBS WAAAAY UUUP!!!

Rating: 10 out of 10 friggin starssss

Wednesday, March 11, 2009

2 jam yang gak penting


First thing first = this movie is as cheesy as italian cheese <-- what the?

Gw bingung sama pencetus ide ngebuat novel goblok KambingJantan jadi sebuah film. Mau dibawa kemana arah film nya? Secara novel nya tentang catatan harian bung Raditya Dika dalam periode waktu yang loncat2, walaupun banyak yang berhubungan. Gw sih punya banyak harapan kalo film ini bakalan jadi bagus. Karena novel nya best seller (seperti Ayat-Ayat Cinta hahaha) pasti di garap sama crew yang jempolan.

Harapan gw jatoh tiba2 denger review di kaskus.us ttg KambingJantan. Sebenernya harapan gw udah jatoh dari sebelum2nya gara2 liat trailer nya yang sangat amat tidak menjanjikan. Basi, sorry to say. Gak ada konflik di trailer nya jadi males nntn, tapi tetep lah penasaran.

Balik lagi ke masalah review di kaskus, gak sedikit yg bilang kalo film ini totally not recommended. Udah bener2 low expectation bgt tuh. Tapi tetep penasaran. Nah jadi akhirnya gw nntn juga, berhubung di pejaten village, xxi baru, jadi murah cuman 15rb. First impression = JAYUS PARAH

Bukan maksud gw untuk menjelek2an film Indonesia ya cuman emang bener film ini jelek bgt. Ya, film ini gak sejelek film2 horor/komedi/seks kacangan yang sekarang lagi nge trend. Banyak dari film2 Indonesia yg mungkin lebih buruk dari ini. Tapi film2 kacangan itu emang udah ketauan jelek nya kan dari awal. Lah kalo KambingJantan, pasti banyak orang2 punya harapan besar dong. Karena udah ngeliat hasilnya, pastilah rasa kecewa lebih besar daripada nntn film2 kacangan itu.

Perbandingan cerita di novel nya pun banyak yg beda. Film ini cuman menekankan kisah cinta Raditya "kambing" Dika sama pacarnya 'Kebo' yang harus ngejalanin long distance relationship karena Dika harus kuliah di Adelaide.

Apa sih yang salah dari film ini? Akting. Plis, Dik, lo udah cocok kok cuman nulis, ga usah dipaksain akting. Sori bgt nih kalo lo tersinggung, tapi itu dari lubuk hati gw yang paling dalem hahaha Naskah nya juga, sebenernya sih mungkin udah di set sejayus mungkin. Tapi pembawaan Dika yang kaku, ngebuat dialog2 nya jadi hambar. Jadi jayus. Pemeran2 pembantu juga sayangnya gak ngebantu banyak

Trus lagi2 masalah naskah. Dialog nya nih jayus bgt dan ga jelas mau dibawa kemana. Jadi sebenernya kita cuman disuguhin cerita cinta nya dika dan kebo + dika sadar kalo dia salah pilih jurusan. Segitu cuman 2 jam??? Kenapa? Banyak tempelan2 ga penting, bahkan keliatannya cuman film ini isinya tempelan2 ga penting + cinta2an sama salah pilih jurusan. Jadi kayak makan sambel pake nasi. Film ini disingkat jadi 30 menitan juga bisa. Di Adelaide nya pun cuman berapa scene sih? Padalah pesan ttg salah jurusan tuh bagus bgt, cuman disini kesannya jadi tempelan doang.

Gw lagi2 bilang kalo gw bukan movie expert dan gw juga gak bermaksud untuk menghina film Indonesia. Tapi apa mau dikata, itulah yang ada dalam hati gw abis nntn film ini = kecewa. besar. Plis bagi yang mau nntn, pikir2 lagi deh. Gw ga ngelarang lho, cuman ya, pikir2 lagi aja.

Rating: 4.5/10

Tuesday, March 10, 2009

Handhelds are so last year.


Okay first of all, this is a good movie -not great- but good. I love how Anne Hathaway acted on this movie. But yeah, she is the *only* bomb from this movie. No wonder she got the nod for Best Actress on this year's Oscar.

Jadi ceritanya tentang Kym, cewek yang masuk keluar rehab yang pulang ke rumahnya karena kakaknya mau nikah. Nah kembali nya Kym ternyata mengubah suasana pernikahan jadi sedikit lebih intense dan ngebawa lagi tragedi yang ada di dysfunctional family itu.

I'm not in the mood for blabbing things up. Jadi review nya dikit2 aja.

Seperti yang gw bilang diatas: Anne Hathaway is the only bomb. Walaupun gw udah terlalu familiar sama dia dengan film2 ringan waktu dia main di Princess Diaries dulu. Tapi boleh lah aktingnya.

Yang gw agak heran mungkin, Rachel (kakak Kym) adalah seorang caucasian (kulit putih), Sydney, tunangannya, adalah kulit hitam. Tapi yang jadi wedding theme adalah India. Now where the hell that thing came from? Mungkin gw kelewat tapi tetep aja masih bingung.

And the 1 thing that annoyed me the most: the handheld cameras they were using! What the? Mungkin beberapa orang tertarik karena bisa bikin artistik. Tapi sayangnya I'm not find that amusing. Bikin pusing hahaha trus cinematography nya jadi ga kerasa kan.

Overall: nice performance by Hathaway, good story. But thats just it.

Rating: 6.5/10